.....ehmmmmmmm.......

welcome to the area's ankga evil
enjoy reading what's there ....
before you get into my world, I suggest that you pray God presented to each of you.

Sabtu, 05 Maret 2011

PUNK...............!!!!!!!!!!!!!

SUKA BIKIN RUSUH?G BANGET......!!!

Jangan selalu mencap miring anak punk, kalo belon dekat. Mereka emang cuek, tapi juga tau diri. Kenapa mesti berpakaian lusuh?

“Awas anak punk!” Peringatan kayak gitu masih sering terdengar begitu melihat segerombolan anak punk di jalan. Maklum, penampilan anak punk emang bikin “keder” banyak orang. Jaket lusuh yang dipenuhi emblem, sepatu boots Doc Mart, celana panjang ketat, spike (gelang berjeruji) di tangan, rambut tajamnya yang bergaya mohawk (mohak) bikin punkers terkesan garang.

Bukan hanya penampilan yang membuat imej punk jadi “lain” dari komunitas remaja kebanyakan, tapi juga tingkah mereka. Bergerombol di jalan, kadang sampe pagi, dan kadang suka terlibat tawuran. Maka, kompletlah punk kena cap sebagai komunitas yang bermasalah. Padahal, apa sebenernya anak punk kayak gitu? Tukang bikin rusuh?

“Salah banget kali, orang-orang ngelihat kita kayak sampah masyarakat. Mereka yang mikir begitu, sebenarnya nggak tau apa-apa tentang kita,” kata mrX , salah satu anak punk Jakarta Timur .(sori kudu pakek nama samaran)

Menurut mrX, penampilan punk yang lusuh bukan berarti kelakuan mereka juga minus. Apalagi penampilan kayak gitu udah menjadi cirri khas punk. Mungkin kelihatan lusuh, dekil, kayak orang aneh, tapi kita nggak pernah ngelakuin tidak criminal kayak maling. “Kalo ada anak punk yang malak, dia nggak ngerti arti punk sebenarnya. Mungkin cuma dandanan luar doang yang punk, dalemnya nggak tau apa-apa,” tambah cowok berusia 16 tahun ini serius.

Tapi nggak bisa dipungkiri, penampilan, punk yang sering kelihatan lusuh nggak terlepas dari sejarah kelahiran punk itu sendiri. Menurut mrX, punk lahir di jalanan, dari orang-orang yang tertindas kayak gembel, buruh dan gelandangan yang benci sama kapitalis di Eropa. Mereka benci ama orang kaya yang serakah dan penindas orang miskin.

“Mereka akhirnya terbuang, sampe terus bikin komunitas sendiri. Tapi, kalo lantas dianggap kriminal, ya salah. Punk malah punya jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi, terutama buat kelompoknya. Mereka juga memihak rakyat kecil,” jelas mr.X panjang lebar.

BANYAK ALIRAN

Penampilan seperti itu, juga diikutin abis ama anak punk di Indonesia. Tapi, bukan karena semata karena penampilan yang bikin banyak remaja tertarik masuk kedalam komunitas punk, melainkan karena motto anak punk itu sendiri. Equality (persamaan hak) misalnya, termasuk yang bikin banyak remaja jatuh hati.

“Tadinya aku juga nggak suka ama anak punk, tapi begitu aku coba gaul ama mereka, aku jadi tertarik. Mereka mementingkan kebersamaan dalam segala hal, prinsip itu yang nggak aku temuin di komunitas lain,” cerita joko (bukan nama sebenarnya) yang udah jadi anak punk sejak duduk di kelas I SMP.

Joko makin jatuh hati ketika ia merasa cocok ama musik khas anak punk yang underground. Udah gitu lewat jalur indie label, cowok yang duduk di kelas II SMP ini merasa bebas berkreasi .Nggak bakal kena pengaruh ama perusahaan rekaman yang cenderung komersil. Pokoknya ia merasa bebas.

Tapi, diakui Joko, begitu gabung ama komunitas punk, gaya hidupnya berubah. Dandanan udah pasti. Selain itu, ia jarang di rumah. Biasanya nongkrong ama sesama anak punk. Kadang sampe pagi, terutama kalo hari libur. Pas nongkrong, biasanya mereka ngobrol dan berdiskusi tentang musik atau komunitas punk. Nggak jarang, mereka sering bertandang ke komunitas punk di tempat lain.

“Itu jadi semacam ‘kegiatan’ wajib. Selain bisa tau info baru tentang punk, kita juga bisa nambah temen baru,” tukas Joko.

POLITIK DAN GAYA

Ada juga kelompok lain yang sodaraan ama punk, yaitu skinheads. Aliran yang “berkiblat” ama Nazi ini konon lebih brutal dan rasis (benci ama kelompok tertentu) disbanding punk lainnya. Di negara asalnya, kelompok yang biasanya disebut skinheads Nazi ini memang sangat berbahaya. Tapi di Indonesia, cenderung nggak rasis. Bahkan penampilannya lebih gaya ketimbang di nagri. Kelompok yang lahir dari kaum pekerja itu masih banyak yang antiras.

Ada juga yang namanya skinheads politik. Kelompok ini menurut joko lebih banyak terlibat ama dunia politik di Indonesia, bahkan sering ikut aksi ama PRD. Maklum karena mereka punya prinsip yang sama di bidang politik. “Mereka ikut karena paham masa depannya sejalan dengan PRD,” tambah joko.

Yang menarik, ada kelompok yang menamakan dirinya straight edge. Bukan seperti punk yang lainnya, komunitas ini punya sikap yang lumayan “bersih” disbanding punk lain. Misalnya, mereka antirokok, anti-seks bebas, dan vegetarian. “Tapi disini nggak banyak,” kata joko.

Menurut joko, kalo nongkrong, nggak semua anak punk suka nge-drugs. “Tapi aku akuin, ada yang suka minum – minum. Tapi, kalo yang namanya junkies tinggalin deh! Anak punk udah nggak setuju ama yang namanya junkies,” tambah joko

Uniknya, meski mereka setia ama prinsip dan aturan dalam komunitas, hampir dipastikan anak punk nmggak punya tokoh yang patut dijadikan panutan. Boleh jadi karena kebersamaan. Jadi kalo pun dianggap idola biasanya mereka menyebut Hitler. Tapi kebanyakan lebih suka menyebut nama band kayak Sex Pistols dan The Bussiness. Itu pun mereka kagum karena aliran musiknya yang menurut mereka keren punya.

“Namanya equality, jadi semuanya sama. Nggak pake pimpinan segala,” jelas joko

PUNK : Do It Yourself dan Anti Kemapanan

Punk sebagai jenis musik, masuk ke tanah air pada tahun 1980-an, bersamaan dengan kegandrungan anak-anak muda pada grup band politis asal Inggris, Sex Pistol. Awal tahun 1990-an, beberapa anak muda di Bandung kemudian mencoba mengartikulasi budaya impor itu dengan berdandan punk: rambut berdiri (mohawk) yang dilengkapi berbagai asesoris khasnya.

Agak unik ngobrol dengan komunitas ini. Mereka punya sikap tegas dan berani berbeda secara prinsip. “Menurut gue, punk itu mengembalikan kontrol atas diri loe sendiri. Do it Yourself dan anti kemapanan,” terang Ika, yang juga kerap disebut Peniti Pink, salah satu anggota komunitas punk di Jakarta. Dalam kacamata Ika, punk lebih kepada persoalan melawan, bukan memberontak. “Kami melawan ketidakadilan, melawan dari tekanan, bukan memberontak tapi melawan. Anti kemapanan dalam arti menolak segala sesuatu yang sudah jadi status quo,” tegas cewek yang dikontak via email itu.

Sebagai seorang perempuan, Ika tidak merasakan adanya perbedaan perlakuaan antara punkers cewek dan cowok. “Dalam skala besar, keterwakilan punker cewek memang tidak sebesar yang cowok. Tapi sekarang sudah lumayan menonjol dan punya pengaruh juga,” tambah Ika. Menurut Ika yang kerap menulis soal punk dan perempuan, punk mampu melihat perempuan dengan lebih adil dan fair dibanding mainstream.

Soal tudingan komunitas punk banyak mengumbar kata-kata provokatif, Ika menolaknya. “Tidak juga. Organ-organ politik dan agama di Indonesia, kayaknya malah lebih provokatif deh,” kilahnya. Tapi Ika tidak menolak jika punk juga menjadi bagian dari gaya hidup. “Punk juga bisa jadi fesyen, musik, atau apapun yang gue rasa punk bisa masuk ke dalamnya,” tandasnya Ika lagi. Tapi percaya atau tidak, Ika mengaku tidak berharap apa-apa dari scene punk di Indonesia. “Tidak ada yang gue harapkan,” tegasnya.

Perkembangan scene punk –komunitas, gerakan, musik, fanzine, dan lainnya– paling optimal adalah di Bandung, disusul Malang, Yogyakarta, Jabotabek, Semarang, Surabaya, Bali.dan Blitar(jawa timur) Parameternya adalah kuantitas dan kualitas aktivitas: bermusik, pembuatan fanzine (publikasi internal), movement (gerakan), distro kolektif, hingga pembuatan situs.

Meski demikian, secara keseluruhan, punk di Indonesia termasuk marak. Profane Existence, sebuah fanzine asal Amerika menulis negara dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka Bumi adalah Indonesia dan Bulgaria. Bahwa `Himsa`, band punk asal Amerika sampai dibuat berdecak kagum menyaksikan antusiasme konser punk di Bandung.

Di Inggris dan Amerika –dua negara yang disebut sebagai asal wabah punk, konser punk hanya dihadiri tak lebih seratus orang. Sedangkan di sini, konser punk bisa dihadiri ribuan orang.

Mereka kadang reaktif terhadap publikasi pers karena khawatir diekploitasi. Pers sebagai industri, mereka anggap merupakan salah satu mesin kapitalis. Mereka memilih publikasi kegiatan, konser, hingga diskusi ide-ide lewat fanzine.

Punk not DEAD!!!

Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Punk sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri, terkadang antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain juga sering terlibat masalah. Walaupun begitu mungkin beberapa komunitas Punk di bawah ini dapat mempengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.

Punk Community

Anarcho Punk
Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.
Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.

Crust Punk
Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.

Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya.

Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah.

Nazi Punk
Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.

The Oi
The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.

Queer Core
Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.

Riot Grrrl
Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.

Scum Punk
Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.

The Skate Punk
Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.

Ska Punk
Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memiliki beat-beat yang sangat cepat.


Gaya para punkers tersebut nampaknya semakin marak dikenakan akhir-akhir ini, jika begitu mungkin Anda setuju dengan ungkapan PUNK UNTIL THE DIE..!!

Posted by didiet zone at 8:59 PM 0 comments
Monday, September 15, 2008
SEJARAH SKIN HEAD & MUSIK Oi


Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.

Musik Oi,masuk ke Indonesia sekitar tahun 90-an. Ketika terjadi booming Ska di Indonesia saat itu, bermunculan banyak skinhead. Pendengar musik ini selain Skinhead juga ada punks, rude boys, ska, mods dan herberts (orang yang suka dengan Oi! tapi bukan skinhead atau punks). Irama Oi cenderung beat cepat dan lirik lagu dibawakan layaknya musik hardcore. Untuk tetap eksis dan juga memperingati hari Kebangkitan Nasional, skinhead berkumpul di Bali untuk mengelar konser musik “Bali Shinhead Jambore – Indonesia Bersatu" di Jak Resto, Sunset Road, Kuta (20/05).
Menurut salah satu band Oi! asal Bali, Workman, konser ini bertujuan untuk mempererat komunitas skinhead Indonesia, juga untuk menumbuhkan semangat nasionalisme anak bangsa. Mereka membawakan lagu ciptaan sendiri tentang patriotisme, nasionalisme, kelas pekerja dan juga tentang hidup ala skinhead. ”Lirik lagu dalam Oi! merupakan musik para skinhead yang liriknya tentang kehidupan skinhead sendiri, patriotisme, nasionalisme dan cenderung bercerita tentang anti-rasis, fasis, protes, kelas pekerja kebersamaan serta sepak bola menjadi inspirasi. “Lagu tersebut dibawakan dengan alunan musik yang cepat dan memakai suara hardcore,” jelas Tiger vokalis grup Workman.
Tribun Timur band asal Malang, lewat gitarisnya, Haris alias Pistol mengungkap bahwa musik Oi bukanlah prioritas bagi kaum skinhead, terlebih hanya untuk menyalurkan hobi dan sebagai ungkapan hati atas kejadian sekeliling, sepak bola, kehidupan jalanan skinhead, nasionalisme dan patriotisme. “Lewat musik Oi! pesan yang ingin disampaikan lebih cepat diterima kalangan muda. Selain itu untuk mempersatukan komunitas skinhead yang eksistensinya di Indonesia tidak begitu terlihat. Namun, musik bukanlah nomor satu bagi skinhead, terpenting adalah bagaimana tetap bertahan hidup dan bekerja keras, solidaritas antar sesama manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,” Oi Oi Oi.......
Posted by didiet zone at 12:15 AM 0 comments
Thursday, September 11, 2008
BIOGRAFI ENDANK SOEKAMTI


Tanggal 1 Januari 2001 begitu berarti untuk tiga orang berandalan dari jogja Erix, Ari & Dori!


Berawal dari keisengan & banci tampil,Erix mengajak Ari & Dori untuk memikat lawan jenis dengan nge-jamn disebuah event dimlm pergantian tahun. Applaus ratusan orang yang memadati Java café jogja menggema setiap lagu selesai dimainkan.

Respon baik dari teman-teman musisi dimlm itu membuat trio ini memutuskan untuk tetap jalan, dari situ timbul nama “nyleneh” Endank Soekamti.

Walopun terkesan asal-asalan,Nama Endank Soekamti mengandung filosofi yin dan yang bagi mereka. Dua nama tersebut merupakan 2 pribadi yang sangat berbeda. Nama Endank dicomot dari si Endang gebetan Ari yang begitu cantik dan baik hati, Sedangkan Soekamti diambil dari ibu guru Erix yang judes, jahat & galak. Yapz… cukup untuk mewakili baik & buruk.

Setelah itu mereka mulai latihan di studio untuk persiapan mengikuti beberapa acara lokal.anehnya mereka ga pernah lolos seleksi & berakhir sebagai penggembira. Merasa dendam & ga puas sebagai penonton, mereka merubah strategi dengan membuat 2 lagu demo, setelah itu melakukan pendekatan ke radio-radio. Alhasil 2 lagu mereka sukses diputar di radio. Berkat lagu yang tiap pagi siang & malam mereka request sendiri di radio sebagai pancing, Jogjakarta pun pelan2 mulai mengenal Endank soekamti Sampai akhirnya tiba juga banyak orang suka & merequest lagu mereka.. Boomm!!! 6 bulan menjadi top request Endank Soekamti meroket di kota sendiri. Mulai dari situ tawaran manggung ga pernah sepi...,he he.. Bahkan hampir Semua event lokal dikampus2 menampilkan mereka sebagai bintang tamu.

Belum puas dengan botol sebagai bayaran, mereka memutuskan untuk berjuang menuju industri musik nasional. Diakhir tahun 2002 mereka mencoba membuat demo secara digital recording dirumah sendiri untuk dikirim ke label-label besar di Jakarta.Karna bosan menunggu tanggapan dari Jakarta,Erix Dory Ari melakukan diskusi dengan senior2 musisi dijogja,disitulah Pongky jikustik dan tony trax terinspirasi untuk membuat sebuah Label & merekrut Endank soekamti sebagai artisnya.

Juni 2003 Endank Soekamti merilis album pertama “KELAS I” dibawah bendera Proton Record, tak disangka jika respon pendengar musik nasional sangat antusias dengan album ini. Data sampai akhir 2006 mencatat 40ribu keping telah terjual.

Seiring dengan semakin dikenalnya Endank Soekamti muncul sekumpulan anak2 muda yg menamakan diri sebagai kamtis family (fans Endank Soekamti) di berbagai penjuru kota di Indonesia yang jumlahnya semakin hari semakin banyak. Dukungan kamtis membuat mereka lebih bersemangat bertahan di gilanya industrii music indonesia.

Ditahun 2004 Endank Soekamti mulai dilirik Warner Music Indonesia & 2005 akhirnya endank soekamti merilis album kedua “Pejantan Tambun” dibawah Label besar Warner Music Indonesia.

Melewati perjuangan dari panggung kepanggung sepanjang tahun 2005-2006 album ini mengalami penurunan terjual 30.000 copy . Ironisnya showcase mereka tercatat dengan jadwal yang lbh padat. Bahkan ditahun itu Endank soekamti sempat mendapat gelar RAJA PENSI diJKT.

Di tahun 2007 mereka merilis album ketiga dengan judul “sssttt!!!”. Album yang penuh experiment ini direkam & dimixing sendiri dirumah dengan alat yang serba sederhana. mereka juga menambah pendewasaan lagu tanpa mengurangi cirri khas mereka yg sedikit nakal. Sound yg dihasilkan pun bs dipertanggung jawabkan, bahkan banyak yang berpendapat sound album ketigalah yang paling matang . Dialbum ini juga sebuah pembuktian bahwa Endank soekamti termasuk band yg sangat survive & exis. bahkan banyak yang berpendapat sound album ketigalah yang paling matang.
Demikian sedikit tentang Endank Soekamti sebagai salah satu band rock Indonesia.
<>
Posted by didiet zone at 8:49 AM 0 comments
PUNK BUKAN SAMAPAH MASYARAKAT!!


Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Punk lebih terkenal dari hal FASION yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama
beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro. CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk


So apakah punk adalah sampah masyarakat atau lebih kepada sekelompok anak muda yang kreatif dan coba membahasakan hidup dengan bahasanya sendiri(i am A barker)
Posted by didiet zone at 8:33 AM 0 comments

ANTI NAZISME ATAU ZIONISME?
ANTI NAZISME ATAU ZIONISME? Akhir-akhir ini kita sering dengar teriakan anti rasisme, anti fasisme, anti nazisme di kalangan undergrounder, namun belum ada terdengar yang berteriak anti zionisme. Yang menjadi pertanyaan kenapa hanya paham nazi yang diangkat sebagai pedoman pergerakan anti rasis dan diskriminasi di dunia ini, pertanyaan yang kami lemparkan ini bukan bentuk dukungan kami terhadap paham rasis dan diskriminasi khususnya nazisme Paham yang dipopulerkan oleh Adolf Hitler memang sangat melanggar hak asasi manusia, karena mereka beranggapan ras mereka (ras bangsa arya) lebih tinggi dari ras lainnya, serta menganggap rendah yang lainnya. Dalam prakteknya memang banyak orang-orang yahudi (tapi tidak hanya orang-orang yahudi) yang dibantai oleh rezim tersebut di Jerman, namun ironisnya hal ini dijadikan pedoman bagi bangsa yahudi untuk mengumpulkan orang-orang yahudi di dalam satu negara sebagai pelarian atas kekejaman rezim Hitler tersebut. Mereka (tokoh-tokoh yahudi) kembali menerapkan praktek yang lebih jahat dibandingkan paham nazi itu sendiri. Bahkan menurut ringkasan dokumen sidang darurat pendeta yahudi se-Eropa yang diadakan di Budapest tanggal 22 Januari 1952 menyatakan bahwa penindasan nazi terhadap orang yahudi adalah hasil konspirasi yahudi itu sendiri…berikut ini kutipan dari pidato sidang tersebut: “….untuk mencapai tujuan akhir, bisa saja kita (yahudi) memerlukan cara menyedihkan , seperti pernah kita lakukan pada masa Hitler, yaitu kita sendiri yang mengatur terjadinya peristiwa penindasan terhadap sebagian bangsa kita sendiri . dengan kata lain, kita akan menumbalkan sebagian putra bangsa kita sendiri pada suatu peristiwa yang akan kita atur dari belakang layar. Kita bisa mendapatkan alasan yang cukup untuk menarik simpati dan dukungan bangsa Eropa dan Amerika, serta dunia pada umumnya dari satu sisi…”. Melalui konspirasi mereka tokoh yahudi mulai mempropagandakan kata-kata 6 juta yahudi terbunuh. Nazisme sendiri terbentuk oleh pemilik-pemilik modal yahudi, yang kemudia didalam paham nazi terbagi menjadi 2, pihak yang satu mendukung para pemilik modal dan pihak lain merasa kesal dengan pemilik modal yahudi dan ingin menciptakan superioritas bangsa arya (nazi inilah yang membantai yahudi). Mereka tega membantai kaum mereka melalui paham yang ada demi konspirasi mereka menguasai dunia (baca: buku Yahudi Menggenggam Dunia). Penjajahan, diskriminasi, pembantaian terhadap rakyat Palestine yang jelas-jelas adalah pemilik tanah Al Quds dilakukan oleh orang yahudi sambil berlindung dibalik sejarah yang telah diputarbalikkan oleh mereka, selain bantuan dana, dukungan dari sekutu-sekutu mereka (negara-negara barat). Di dalam nazisme mereka mengusir dan membantai ras lain di negeri mereka sendiri (jerman) itu sudah dianggap kejam dan tidak berprikemanusiaan, lalu bagaimana dengan orang yahudi yang mengusir rakyat Palestine dari tanah mereka (dari hanya setitik negara israel pada peta dunia hingga menguasai hampir seluruhnya tanah Palestine), pembantaian pun dilakukan terhadap pengungsi Palestine yang umumnya beragama islam tersebut. Kecongkakan zionis lebih parah dari nazi (hal ini bukan bentuk dukungan terhadap nazi). Paham zionis bisa tumbuh berkembang didunia lebih dikarenakan faktor publikasi media massa, dana, dan konspirasi mereka dalam berbagai bidang. Oleh karena itu kami pun menolak segala bentuk diskriminasi, penjajahan tapi kenapa hanya anti nazisme yang dikumandangkan? Bagaimana dengan anti zionisme?. Bangsa yahudi selalu memasalahkan penindasan yang telah dilakukan oleh nazi terhadap orang-orang yahudi, tapi mereka sendiri melakukan penindasan, pengambilan paksa tanah, pembantaian terhadap rakyat Palestine. NAZISME ITU JAHAT, TAPI ZIONISME LEBIH JAHAT

Ketuhanan dalam Upanisad

Ketuhanan dalam Upanisad
Kitab upanisad dalam rentang waktu yang cukup lama. Tidak ada kepastian tentang jumlah kitab upanisad yang sesungguhnya. Dari catatan yang ada : Kitab Rg Veda memiliki 21 sakha, Yajur Veda memiliki 109 Sakha, Sama Veda memiliki 1.000 Sakha dan Atharva Veda memiliki 50 Sakha. Berdasarka jumlah Sakha itu, yaitu 1.180 buah, maka jumlah Kitab Upanisad seyogyanya 1.180 buah. Walaupun demikian secara tradisional telah diakui kepastiannya bahwa jumlah kitab upanisad itu adalah sebanyak 108 buah.
Adapun nama-nama Kitab Upanisad yang tergolong adalah :

a) Isa Upanisad
b) Kena Upanisad
c) Katha Upanisad
d) Prasna Upanisad
e) Mundaka Upanisad
f) Mandu kya Upanisad
g) Taitiriya Upanisad
h) Aitareya Upanisad
i) Chandogya Upanisad
j) Brhad Aranyaka Upanisad
k) Sweta Swatra Upanisad

Di samping itu itu ada pula nama lain yang ditambahkan ke dalam kategori penting, yaitu :

a. Kavsitaki Upanisad
b. Jabala Upanisad
c. Mahanarayana Upanisad
d. Paingala (Pingala) Upanisad

Diantara 11 buah kitab Upanisad di atas, maka Isa Upanisadlah yang merupakan Kitab Uapnisad terpenting karena kitab ini langsung merupakan bagian dari mantra Samhita. 18 mantra dari kitab Isa Upanisad, dan terutama mantra pertama, dapat dinyatakan sebagai ajaran yang paling essensi dari ajaran (agama) Hindu.
Ciri khas dari kitab-kitab Upanisad adalah dalam bentuk penyajian ajaran yang disampaikannya, yaitu selalu berbentuk dialog antara seorang murid yang bertanya kepada seorang guru dalam pendidikan. Demikian pula halnya di Indonesia, kita warisi pula bentuk penyajian semacam ini, misalnya dalam kitab-kitab tattwa seperti Wrhaspati Tattwa, Ganapati Tattwa, Agastya Parwa dan lain-lain.
Pokok-Pokok Ajaran Upanisad
Ajaran yang tercantum dalam kitab-kitab Upanisad itu merupakan reaksi dari kaum Ksatriya terhadap kekuasaan para Brahmana, pada jaman Brahmana. Pertentangan para kaum kstariya terhadap kaum agama itu diungkapkan dalam ajaran-ajaran Upanisad. Akan tetapi, kemudian ketika pengaruh ajaran-ajaran makin meluas, padahal para ksatriya lebih banyak berkecimpung dalam urusan politik, para brahmana menerima ajaran Upanisad ini bahkan memonopolinya sebagai ajaran yang tertinggi yang mereka hasilkan. Hal ini tidak mengherankan, karena Upanisad memang bukan buku filsafat, melainkan kitab keagamaan, yang diwahyukan sesuai dengan keadaan orang yang menerimanya, dan lingkungan ketika agama itu diberikan.
Adapun ajaran-ajaran pokok dalam Upanisad antara lain :
a) Brahman
Kata “Brahman” berasal dari akar kata “brh” berarti yang memberi hidup, menumbuhkan, menjadikan hidup, menjadikan berkembang meluap. Jadi kata “Brahman” berarti suatu pertumbuhan yang tidak henti-hentinya atau dengan kata lain berarti yang memimpin segalanya atau dengan kata lain berarti yang memimpin segalanya atau Tuhan Yang Maha Esa yang memerintah seluruh alam semesta dan segala isinya.
Pada jaman Brahmana, Brahman telah dianggap sebagai asal pertama alam semesta. Di dalam Upanisad ajaran ini dipikirkan secara lebih mendalam lagi, bahwa belum ada kesatuan pendapat di dalam kitab-kitab Upanisad tentang Brahman tadi. ada yang mengemukakan bahwa, Brahman sebagai Dewa tertinggi, yang lebih kuasa dari dewata yang lain. Dewa yang menjadi dewannya para Dewa atau tuhan, dari segala yang dipertaruhkan. Ada juga yang memandang para dewata sebagai penjelmaan Brahman di samping itu ada pandangan yang lebih menonjol lagi bahwa Brahman yang transenden, yang berada di luar alam semesta dan jauh di atas alam semesta dan di dalam diri manusia.
b) Atman
Atman berasal dari kata “an” yang artinya bernafas. Jadi atman adalah pusat segala fungsi jasmani dan rokhani manusia. Atman sebagai hakekat dasar dalam kehidupan manusia dianggap sebagai roh atau jiwa yang menyebabkan manusia itu hidup, mengalami rasa senang dan duka. Tetapi disadari pula jiwa dan atma itu kekal, tidak pernah mati dan karena itu pengalaman suka dan duka bukan merupakan sifatnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka atma merupakan sumber hidup yang menghidupkan semua makhluk dan atma bersemayam dalam badan (jasmani) makhluk.
c) Karma
Pada jaman Upanisad timbullah suatu ajaran yang disebut dengan karma. Kata karma berarti “perbuatan” seperti yang telah kita ketahui tentang ajaran karma bahwa ajaran ini berakar pada ajaran tentang rta pada jaman Veda Samhita. ajaran tentang rta dan yadnya yang memelopori ajaran tentang karma. Sebab ajaran karma mengemukakan bahwa baranh siapa berbuat baik akan mengalami yang baik tetapi jika berbuat jelek maka ia akan mengalami yang jelek.
Semula diajarkan bahwa hukum Karma ini berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang diakukan oleh setiap orang dalam hidupnya sekarang ini. Apa yang dilakukan dalam hidup sekarang ini maupun dalam kehidupan yang kemudian. Ajaran ini mengakibatkan timbulnya ajaran tentang samsara (kelahiran kembali).
d) Samsara
Telah juga dikemukakan bahwa pada jaman Brahmana, yang mendahului jaman Upanisad juga diajarkan tentang kelahiran kembali ini. Pada waktu itu kelahiran kembali di pandang masih biasa saja tetapi lama kelamaan timbul persoalan. Apa sebab dalam hidup sekarang ada perbedaan nasib. Ada yang dilahirkan sebagai brahmana, ksatriya dan lain-lain. Ada juga yang dilahirkan sebagai orang kaya, miskin, tinggi, rendah, cakep, jelek, cacat lain sebagainya, dan pada jaman itu timbul ajaran bahwa : karma bukan hanya menguasai hidup yang akan datang, melainkan juga hidup yang lalu. Jadi lingkaran inilah yang disebut samsara yang disebabkan oleh karmanya sendiri.
e) Moksa
Jika orang mati, rohnya yang halus pergi bersama-sama dengan karma wasananya, karena roh itu terikat akan karma wesana. Mengenai kelahiran kembali ini ada bagian upanisad yang mengungkapkan secara mithologis, bahwa orang yang menaklukkan dunia dengan persembahan korban, dengan kedermawaan dan kesederhanaan mereka itu. Jika meninggal jiwanya akan pergi ke alam sorga yang diantar oleh karma wesananya, lalu melalui karma masing-masing akan sampai ke alam Candra Loka (Alam sorga).
Supaya orang dapat memperoleh moksa yaitu bebas dari kelahiran kembali, yang tiada awal dan tiada akhirnya itu, ia harus membinasakan keinginannya atau mengendalikan nafsu-nafsu yang jahat. Syarat untuk menghapuskan diri sendiri, yaitu pengenalan bahwa atman adalah brahman. Manusia dalam mencapai sampai tingkatan hidup ini memerlukan latihan dan waktu yang lama sekali.
Pada umumnya ada tiga tingkatan, yaitu :
a. Srawana : tingkatan harus belajar mengenai kebenaran yang diajarkan dalam upanisad dari seorang guru.
b. Manam : tingkatan harus memantulkan pengetahuan yang telah dipelajarinya dengan maksud untuk meyakinkan diri, akan kebenaran ajaran itu.
c. Dhyana : tingkatan harus dengan tetap menyandarkan kepada kebenaran yang telah diyakini dengan budinya supaya ia dapat mengelami sendiri kesatuan itu.
Dari uraian di atas teranglah bahwa filsafat di dalam Upanisad ditujukan kepada agama, dengan tujuan terakhir ialah kelepasan manusia dari dunia yang fana ini yang disebut dengan moksa.

Tawuran, Siapa Takut?

Tawuran, Siapa Takut?


Jika di kota besar seperti Jakarta terjadi tawuran antar pelajar, itu sudah berita biasa. Namun, sungguh mengejutkan masyarakat di Bali berita tentang tawuran anak sekolah (SMP) yang melanda Bali khususnya kota Denpasar. Lebih mengejutkan lagi yang tawuran itu justru dari anak yang sekolahnya sudah memiliki nama dan presatasi papan atas. Di kedua sekolah itu telah dilakukan pembinaan yang baik. Prestasi sekolah itu pun telah diakui oleh masyarakat di daerah ini bahkan sampai tingkat nasional. Siapa menyangka akan terjadi tawuran?
Dengan terjadinya tawuran ini tampaknya tidak ada jaminan bahwa di suatu sekolah tidak akan terjadi tawuran. Jangankan di tingkat sekolah SMA/SMK—yang fisiknya sudah sebesar guru, di SMP saja ternyata sudah adu fisik. Bukan sebatas anak SMP, pernah juga terjadi keroyokan terhadap di salah satu SD di Denpasar Timur. Kebrutalan tidak memandang besarnya fisik. Dari kejadian ini tampaknya pertanda juga bahwa menjelang pemilu ada potensi konflik yang sangat besar pada masyarakat Bali, seperti kata salah seorang paranormal kondang (berita TV). Semogalah sebatas ramalan.
Sadar atau tidak, kita harus mengakui bahwa pendidikan yang mengarah kepada pembentukan karakter berbudi pekerti, kematangan emosional, dan spritual belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan bersama. Mengambinghitamkan salah satu pihak, misalnya sekolah atau orang tua, atas tawuran itu tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang menjadi pertanyaan kita selaku orang tua, mengapa anak-anak bisa tawuran?
Menurut penulis salah satu penyebab ABG tawuran adalah tayangan film di televisi. ABG yang sedang mencari jati dirinya tentu tidak lepas dari pigur yang menjadi idola mereka. Di samping itu mereka tidak seutuhnya dapat menangkap maksud kisah dalam film. Mengapa penulis berpendapat pengaruh dari film? Semenjak tayangan film-film remaja yang mengambil tokoh cerita anak sekolah, cara berpakian itu menjadi model anak remaja—berpakaian sekolah sesuka hatinya. Kini kondisi berpakian tokoh sinetron itulah yang diikuti oleh anak. Adanya aturan bagaimana berpakaian sekolah, mereka acuh tak acuh. Jadi, salah satu penyebab kekerasan anak sekolah adalah tayangan film remaja yang kurang berakar pada budaya—apalagi budaya lokal. Penulis, selaku guru, prihatin juga terhadap tayangan film di televisi yang mngisahkan kekerasan ABG. Adegan-adegan kekarasan itu telah membuat anak-anak semakin jauh dari nilai-nilai luhur yang menjadi kekayaan hati nurani manusia.
Penyebab lain, banyak kalangan berpendapat bahwa hanya dengan menguasai IPTEK bangsa kita bisa maju. Memang tidak salah pendapat itu. Eh, ternyata yang terjadi lain. Kalangan ini lupa akan nilai-nilai. Kebanyakan anak kita kurang menguasai ilmu, ditambah perilakunya yang memprihatinkan. Jika dibiarkan terus, semakin rusaklah karakter dan kualitas pribadi anak-anak kita di masa-masa mendatang. Menjadi konsumen miras pun bukan rahasia lagi di kalangan remaja kita. Bukankah anak-anak tawuran di Jalan Surapati itu ada yang meneguk minunan keras sebelumnya (berita Bali Post, 21 Pebruari 2004)
Berkait kenakalan remaja, ada sejumlah persoalan yang perlu direnungkan. Apakah sekolah tidak mampu menanamkan nilai-nilai budi pekerti sebagaimana yang dilakukan oleh guru masa lalu? Pada konteks masa kini, apakah kita selaku orang tua juga sudah kehilangan nilai-nilai luhur kekayaan hati nurani sehingga egois? Atau, lingkungan masyarakat dan ditambah tayangan televisi sudah menyimpang dari budi pekerti? Tampaknya semua jawaban yang samar atas pertanyaan itu telah memicu anak untuk brutal terhadap temanya maupun lingkungannya. Bukankah juga anak tawuran gara-gara mereka kurang memperhatikan lingkungan—membuang plastik pembungkus es sembarangan?
Sesungguhnya anak krisis panutan. Sekarang semakin sedikit “orang tua” maupun “yang dituakan” memberi teladan kepada anak-anak. “Orang tua” maunya menang sendiri. Kesalahan dilimpahkan kepada anak-anak atau pihak lain. Sudah lumrah orang tua dan masyarakat menyalahkan sekolah, sekolah menyalahkan orang tua dan masyarakat. Saling menyalahkan. Kalau terus saling menyalahkan, tentu permasalahan tidak akan selesai bahkan semakin bertambah.
Perhatian setiap orang sangat diperlukan lebih-lebih pihak pemerintah selaku memegang kebijakan pendidikan. Kalau persekolahan kita sekarang didominasi oleh penekanan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah akibat kebijaksanaan pemerintah terdahulu—sistem pendidikannya—yang hanya melihat pendidikan dari satu sisi, kecerdasan intelektual. Seolah-olah manusia dalam kehidupannya cukup dengan penguasaan iptek. Ini pendapat keliru karena menyimpang dari tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam GBHN—membentuk manusia seutuhnya yakni fisik dan mental.
Pendidikan budi pekerti dan iptek hendaknya diselaraskan. Khusus pada pendidikan dasar hendaknya diprioritaskan penanaman nilai-nilai dasar seperti mencintai sesama, keagamaan, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, penghargaan terhadap lingkungan. Keadaannya sangat berbeda dari harapan, tidak sedikit anak pada pendidikan tingkat dasar hingga menengah telah merasakan belajar sebabagi suatu beban. Orang tua dan guru sering mengeroyok anak dalam memaksakan kehendak sehingga mereka jenuh belajar. Kejenuhan mereka inilah kadang dilampiaskan dengan tawuran.
Sesungguhnya kejenuhan-kejenuhan berawal dari pendidikan di tingkat awal. Misalnya, anak TK sudah dipaksa agar bisa membaca, menulis, bahkan matematika. Ada kesan belajar itu kurang menyenangkan. Mestinya di TK adalah penanaman nilai-nilai budi pekerti lewat mendongeng (bersastra). Disayangkan pula kegiatan bersastra sangat tidak memadai pada pendidikan tingkat dasar (SD). Setelah anak menginjak remaja (SMP) baru diberikan sastra dengan penekanan yang sering salah—menekankan pengetahuan/hapalan, mestinya apresiasi terhadap nilai-nilai. Kalau pembelajaran sastra itu benar, di sinilah anak bisa belajar tentang karakter manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidikan budi pekerti tidak akan berhasil kalau kurang ada keteladanan dari orang-orang yang mestinya menjadi teladan seperti guru, orang tua, aparatur pemerintah, penegak hukum, pemuka masyarakat, anggota legeslatif. Salahkah anak-anak tawuran kalau “orang tua” yang mestinya menjadi panutan sering berantem bahkan nyata-nyata berkelai di gedung terhormat (gedung DPR/MPR). Kalau “orang tua” mereka suka ribut, jangan salahkan anak-anak ribut. Jadilah “orang tua” yang bisa diteladani, bila perlu belajar bersama anak.